Tuesday, May 10, 2011

FF#2\ Life, Love, and Friendship in Seoul, Ep. 4


                FF#2\ Life, Love, and Friendship in Seoul, Ep. 4
Cast :       Han Eun Jung a.k.a. Eunjung
                Lee Tae Min a.k.a. Taemin
     Kim Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
                Kim Ki Bum a.k.a. Key
                Lee Jin Ki a.k.a. Onew
                Choi Min Ho a.k.a. Minho

Eunjung POV
“Aaaaarrgh! Telat, telaaat!” gerutuku sambil mengayuh sepedaku cepat-cepat. Tasku tersampir miring di punggungku, tali sepatuku tidak terikat kuat,  dan seragam sekolahku pun tidak rapi. Penampilanku benar-benar kacau pagi itu. Karena tadi malam aku pulang larut, jadilah pagi harinya aku bangun kesiangan. Baru kali ini aku terlambat seperti ini.
Teng, teng, teng! Terdengar suara bel sekolahnya dari kejauhan.
“Oh, tidak!” seruku panik sambil memacu sepedanya gila-gilaan. Sudah banyak orang yang hampir tertabrak olehku, tapi aku tak peduli. Yang ada di pikiranku sekarang hanyalah bagaimana caranya sampai di sekolah tepat waktu.
“Hh, hh, sedikit lagi,” gumamku sedikit terengah-engah. Aku hanya perlu melewati tikungan  di depanku dan ia akan tiba di sekolahku tepat waktu.
“Kyaaaa!” jeritku nyaring saat ban sepedaku terantuk sesuatu. Aku pun tidak bisa mengendalikan sepedaku, sehingga…
BRUK!
“ADUH!” seru seseorang.
Mati aku! Akhirnya ada juga yang benar-benar tertabrak olehku. “Mianhae! Jeongmal mianhae! Kau tidak apa-apa?” tanyaku cemas melihat seorang namja jatuh terduduk di depannya. Ia meringgis kesakitan sambil memegangi kakinya.
Namja itu tersenyum. “Tidak apa-apa,”
“Mianhae, jeongmal mianhae,” ucapku berulang-ulang seperti kaset rusak. Habisnya, aku merasa sangat bersalah dengan namja di depanku ini. Karena itu aku tidak memperdulikan sepedaku dan malah memperhatikan namja di depanku. Aku memperhatikan keadaannya, apakah dia terluka atau tidak.
“Tenang saja, aku benar-benar tidak apa-apa kok,” ucap namja itu kemudian. Sepertinya ia risih diperhatikan seperti itu.
“Oh, ya,” ucapku spontan seraya memalingkan pandanganku ke wajahnya. Dan betapa terkejutnya aku.
“K,k,kau… kau, Taemin?” gumamku terbata. Aku masih tidak mempercayai penglihatanku.
Taemin tersenyum. Haduuuuh, senyumnya, jauuuuuuh lebih manis dari yang biasa kulihat di majalah ataupun televisi. Ternyata Taemin yang asli jauh lebih imut. Aku merasa meleleh melihat senyumnya.
“Noona? Kau tidak apa-apa?” tanya Taemin terlihat sedikit bingung. Ia mendekat ke arahku.
“Eh? Tidak apa-apa kok!” jawabku cepat. Haduh, babo Seungri! Kenapa kau selalu bisu di depan Taemin? Ayolah, ucapkan sesuatu? Ini kesempatan emasmu! Mungkin tidak akan ada lagi kesempatan yang Tuhan berikan padamu!
“Hhhhh, sudah dua kali noona seperti ini,” gumam Taemin di sebelahku. Ia membawaku berjalan sambil menggamit tanganku. Mwo? Ini beneran kan? Aku ga mimpi kan? Taemin SHINee menggandeng tanganku? Mimpi apa aku semalam?
“Noona, tolong jangan memasang wajah seperti itu. Nanti semua orang akan menyadari keberadaanku,” bisiknya saat kami sedang berjalan. Tidak sedikitpun ia menoleh ke arahku. Ia hanya menatap lurus ke depan.
Aku mengangguk mengerti. “Baiklah,” ucapku pelan.
Tetapi walaupun telah berkata begitu, tetap saja hatiku tak bisa dibohongi. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya dan nafasku tidak teratur. Tapi aku berusaha menyembunyikan semua itu.
“Oppa, kenapa kau bisa ada di jalanan seperti ini? Sendirian?” tanyaku memberanikan diri.

3 days later...
“Eunjuuuung!” seru Shinmi, temanku. Astaga, ada apa dengan orang ini? Apa dia sudah gila? Berteriak sambil berlari-lari seperti itu di koridor sekolah? Seperti anak SD saja. Padahal kan, kami sudah SMA.
“Hei!” seru Shinmi memukul bahuku keras begitu ia tiba di sampingku.
“Aw! Sakit…” pekikku sambil mengelus-elus bahuku yang sakit. Beginilah Shinmi jika sedang terlalu bersemangat, tenaganya bisa bertambah berkali-kali lipat.
“Oh, maaf,” ucapnya cepat.
“Sudahlah. Ngomong-ngomong, kenapa kau tadi memanggilku seperti orang gila?” tanyaku sambil meliriknya sinis.
“Aku hanya ingin bertanya, apa kabar burung yang kudengar itu benar?”  tanya Shinmi, tidak terpengaruh dengan tatapan kesalku.
“Kabar yang mana?”
“Masa’ kau tidak tahu sih? Hampir seluruh siswi di sekolah ini membicarakan tentang dirimu belakangan ini, kau tidak sadar?” ucap Shinmi gemas.
“Memangnya mereka membicarakan apa tentangku?”
“Tentang kejadian 3 hari yang lalu itu looh, saat SHINee syuting iklan di sekolah kita!”
“Oooohh, itu…” gumamku teringat kejadian yang masih sangat melekat di otakku.
Eunjung’s flashback …
Aku bingung. Begitu aku tiba di sekolahnya, hampir seluruh siswi keluar dari kelasnya masing-masing. Lapangan sekolahnya yang sangat luas, kini terlihat sempit dengan keberadaan para siswi ini. Kenapa mereka keluar semua? Apa tidak ada guru yang mengajar?
“Eunjung, bersiaplah untuk lari,” bisik Taemin di telingaku. Ia mulai merasa tak enak dengan keadaan ini, karena beberapa siswi itu ada yang mulai memperhatikannya. Ia bisa dengan mudah menyelinap tanpa ketahuan para fansnya, tapi ceritanya lain jika ia bersama Eunjung.
“Eh?” gumamku bingung.
“Lari!” seru Taemin sambil menarik tanganku. Aku hanya bisa mengikutinya berlari. Sedetik kemudian aku baru sadar. Kerumunan siswi itu mulai beralih dan mengejar kami. Mengejar Taemin lebih tepatnya. Kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi? Pasti mereka ingin melihat SHINee! Bukankah Taemin sudah menceritakannya di jalan tadi?
“Hh, hh,” desahku terengah-engah, capai berlari sambil ditarik-tarik seperti ini. “Bisakah… kita… berhenti?” ucapku putus-putus, seperti nafasku. Tanganku sakit terus menerus ditarik dan kakiku perih karena berlari terus. Apalagi sepatuku tidak cocok untuk berlari.
“Tidak bisa,” jawab Taemin cepat. “Kau tidak tahu seramnya para fans yang sedang semangat.” Ia tidak terlihat capai sama sekali. Huh, menyebalkan. Ia bisa lari tanpa kelelahan sama sekali dengan mudahnya sementara aku sudah ngos-ngosan saja.
“Kalau begitu… tinggalkan aku,” ucapku.
“Eh? Apa maksudmu? Aku tidak mungkin meniggalkanmu sendirian,” jawab Taemin cepat.
“Mereka… hanya menginginkan dirimu… jadi, tidak masalah jika aku disini,” jelasku dengan nafas memburu. Hhh, aku benar-benar sudah tidak kuat. Kakiku lemas sekali, keringatku pun mulai bercucuran di dahiku. Tiba-tiba aku terjatuh. Rasanya aku sudah tak mampu lagi menggerakkan kakiku.
“Eunjung! Kau tidak apa-apa? Bagunlah,” seru Taemin panik. Ia menggamit lenganku dan membantuku berdiri. Tapi kakiku tidak bisa diajak kompromi. “Aku, benar-benar sudah tidak kuat,” desahku capai. “Pergilah. Aku tidak apa-apa, ini kan sekolahku,” ujarku sambil tersenyum meyakinkan Taemin. Walaupun aku sangat senang bisa bersamanya, tapi kalau caranya melelahkan seperti ini, lebih baik tidak.

ep.5

No comments: