FF#2\ Life, Love, and Friendship in Seoul, Ep. 3
Cast : Han Eun Jung a.k.a. Eunjung
Lee Tae Min a.k.a. Taemin
Kim Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
Kim Ki Bum a.k.a. Key
Lee Jin Ki a.k.a. Onew
Choi Min Ho a.k.a. Minho
Eunjung POV
“Huaah…!” kuapku entah untuk yang keberapa kalinya. Ternyata kebagian shift malam itu sama sekali tidak enak. Kelopak mataku rasanya berat sekali, dan setiap beberapa menit sekali, aku pasti menguap dengan lebarnya. Pekerjaan ini membosankan sekali. Kulirik jam tanganku. Hmm, hampir tengah malam. Siapa juga yang mau ke pom bensin pada jam segini?
“Annyeonghaseyo, bisa bantu kami sebentar?” ucap seseorang mengagetkanku. Aku pun segera bangkit dari dudukku dan menghampiri orang ini.
“Ah, ya, maaf. Mau isi berapa?” tanyaku sambil menyiapkan selang bensin.
“Ah, kami bukannya ingin mengisi bensin,” ucap pria setengah baya didepanku salah tingkah.
Dahiku berkerut. “Lalu? Apa yang bisa kubantu?”
“Ngg, mobil kami mogok, tetapi tidak satupun dari kami yang mengerti soal mobil. Aku tahu disini bukan bengkel, tapi adakah yang bisa membantu kami memberitahu dimana kerusakan mobil kami?”
“Ooh, tunggu sebentar,” kataku pada pria tadi. Heran, mobil mogok kok dibawa ke pom bensin? Kenapa mereka tidak memanggil mobil derek saja? “Hyunwoon!” panggilku pada salah satu temanku yang juga kebagian shift malam, ia memang ahli masalah mesin.
“Ada apa? Kenapa kau meninggalkan ahjussi itu?” tanya Hyunwoon bingung.
“Dia minta tolong untuk memperbaiki mobilnya yang mogok,” jelasku.
“Haaaah, dasar Eunjung! Kau ini terlalu baik atau bodoh sih? Disini itu pom bensin, bukan bengkel! Kenapa tidak kau tolak saja permintaannya?” seru Hyunwoon kesal.
“Sssstt! Pelan-pelan bodoh!” bisikku gemas. “Aku tahu ini bukan bengkel, tapi kasihan kan mereka tengah malam begini mogok di tengah jalan? Sudahlah, apa salahnya menolong orang?” kataku sambil mendorong Hyunwoon pelan. “Sana! Bantu mereka,”
“Huh! Kau ini!” gerutu Hyunwoon. Tetapi walau begitu ia tetap mengahmpiri ahjussi tadi dan membantunya. Kini mereka berdua sedang sibuk dibalik kap mobil. Sementara itu aku menggantikan Hyunwoon menjaga toko kelontong kecil kami.
Agak lama juga Hyunwoon membantu ahjussi itu. Membuatku sangat mengantuk di balik meja kasir. Aku pun menelungkupkan kepalaku pada kedua tanganku dan memperhatikan Hyunwoon dengan bosan. Mataku sudah tinggal segaris dan aku hampir saja tertidur jika namja itu tidak memanggilku.
“Annyeong! Aku ingin membayar semua ini. Berapa semuanya?” tanya namja di depanku dengan ceria. Ia membawa beberapa makanan ringan dan beberapa minuman dingin. Sepertinya ia teman ahjussi tadi. Tetapi usianya jauh lebih muda. Astaga, mengapa aku tidak meyadari saat ia masuk? Jangan-jangan aku tertidur tadi? Aish, Eunjung babo!
“Noona?” panggil namja itu lagi.
“Ah, maaf!” ucapku cepat sambil mulai menghitung belanjaan dia. Eunjung, Eunjung, makanya kalau kerja jangan melamun melulu!
“Semuanya seribu won,” ucapku sambil menyerahkan bungkusan terakhir pada namja tadi.
Namja tadi merogoh kantongnya dan mengeluarkan dompetnya. Aku memperhatikannya sejenak. Rasanya aku pernah melihat dia, tapi… dimana ya?
“Ini,” gumamnya saat menyerahkan uangnya. “Gomawo,” ucapnya sambil tersenyum cerah padaku.
Aku terpaku menatapnya. Senyumannya, seolah tertancap kuat di benakku, bahkan saat ia sudah meninggalkan toko. Aku terus memperhatikannya saat ia berjalan menuju mobil ahjussi tadi lalu mulai membagikan belanjaannya pada beberapa namja seusianya yang menunggu di sekitar mobil. Setelah itu ia menghampiri ahjussi tadi dan Hyunwoon yang sepertinya sudah hampir selesai membetulkan mobilnya. Tanpa sengaja, tatapan kami bertemu saat ia berpaling ke arahku. Ia tersenyum sekilas. Saat itu juga aku meyadari sesuatu.
“Itu! I-i-I itu… Taemin!” seruku bagai tersambar petir. “Babo Eunjung! Kenapa kau tidak meyadarinya?” gumamku kesal pada diriku sendiri. Aku segera keluar dari toko itu dengan terburu-buru. Kini aku mulai bisa mengenali namja yang mengelilinya. Itu pasti para member SHINee! Kini aku bisa melihat Key, dan sesosok pemuda tinggi. Pasti Minho.
Oh, oh, mereka sudah mulai memasuki mobilnya. Sepertinya mereka sudah mau pergi. Kumohon, jangan biarkan mereka pergi dulu! Aku pun mulai berlari ke arah mereka. Aku sempat melihat sekilas mereka karena jendela mobil mereka masih terbuka, tetapi tetap saja mereka sudah pergi duluan.
Aku menatap kepergian mobil mereka dengan lemas. Kenapa aku tidak menyadarinya lebih awal? Aku kan bisa berbicara dengan mereka? Atau setidaknya aku bisa meminta berfoto dengan mereka. Ini kan kesempatan yang sangat jarang terjadi, dan aku menyia-nyiakannya begitu saja. Kapan lagi sih, kita bisa bertemu idola kita sedekat tadi?
“Hei! Kenapa kau jadi lemas begitu?” seru Hyunwoon sambil menepuk bahuku keras.
“Dan kau? Kenapa malah jadi semangat begitu?” kataku balas bertanya.
“Kau tahu? ahjussi tadi ternyata sangat baik!Lihat, aku diberinya uang banyak sekali! Ayo, kutraktir makan! Kau tadi belum makan malam kan?”
“Tidak usah,” ucapku lesu. Kulirik jam tanganku. “Jam kerjaku sudah selesai, aku mau pulang saja.”
“Eh? Kau yakin?” tanya Hyunwoon.
“Iya, bye,” sahutku pelan.
Eunjung POV end