annyeong! I'm back with my new FF! hope you'll like it ^0^
FF#4\ Harmonic Chords Love
Cast : Jung Seung Ri a.k.a. Seungri
Lee Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
Henry Lau a.k.a. Henry
Author POV
“Wow…” desah Seungri panjang, kagum melihat bangunan besar di hadapannya. Ya, ini adalah kampus barunya. Selama semenit penuh ia berdiri terpaku seperti patung. Padahal cukup banyak orang yang sudah melirik Seungri dengan pandangan aneh. Tapi Seungri tidak menyadarinya, sampai ada seseorang yang menabraknya.
Bruk!
“Urgh!” gumam Seungri sambil mengusap bahunya perlahan. Lumayan keras juga pemuda itu menabraknya. Seungri menatap si pemuda. Jangankan minta maaf, melihatnya saja pun tidak. Pemuda itu kembali berjalan dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.
Seungri masih sempat memperhatikan pemuda tadi sampai ia menghilang dari pandangannya. Padahal kalau dilihat-lihat lagi, pemuda tadi lumayan keren juga, pikirnya. Huh, coba dia mau sedikit lebih ramah, pasti banyak yang akan suka padanya.
“Ah, sudahlah Seungri. Untuk apa kau memikirkan pemuda itu?” gumam Seungri pada dirinya sendiri. Ia lalu melihat jam tangannya dan berseru kaget, “Astaga! Sudah jam segini?! Lima menit lagi kelas pertamaku dimulai dan aku belum menemukan ruang kelasku, babo Seungri!”
“Annyeong, Jonghyun!” seru salah seorang temannya.
“Pagi, Jonghyun!” seru yang lainnya.
“Halo, Jonghyun! Lama tidak bertemu, ya?” dan seterusnya.
Begitulah Jonghyun mengawali hari pertama di semester barunya. Begitu banyak orang yang menyapanya, tapi ia hanya membalasnya dengan anggukan. Tak ada seulas senyum pun di wajahnya. Heran, orang-orang itu tidak bosan-bosannya bertingkah seperti itu di depannya. Padahal ini sudah tahun ketiganya ia berkuliah di kampus ini, tapi kalau masalah yang satu ini, tidak pernah berubah. Apa orang-orang itu tidak lelah terus-terusan berpura-pura baik di depannya? Apa kehidupanku sebagai mahasiswa akan terus membosankan seperti ini?
Bruk!
“Urgh!” gumam seorang gadis yang bertabrakan dengannya. Gadis itu menatapnya dengan pandangan menyelidik sambil mengusap-usap bahunya. Mungkin ia kesakitan. Tapi entah mengapa Jonghyun malah melewatinya begitu saja. Ia tahu itu sangat tidak sopan, tapi mood-nya saat ini benar-benar sedang buruk, sehingga ia malas untuk berbicara dengan orang lain.
“Astaga! Sudah jam berapa ini?! Aku bisa terlambat!” gerutu Henry sambil berlari melintasi taman kampus barunya yang sangat luas. Di tangannya ia memegang jadwal kelasnya hari itu. “Ruang 104, dimana itu?” gumam Henry dengan nafas terengah-engah, karena ia sedang mendaki tangga kampusnya yang lumayan tinggi. Walaupun seminggu yang lalu ia sudah sempat berkeliling melihat-lihat bangunan kampusnya, ia masih saja suka tersesat seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk ke resepsionis terebih dahulu. Tetapi sesampainya disana, tempat itu kosong. Tidak ada seorang pun disana. Ia bingung, sekarang ia harus bertanya kemana?
Tiba-tiba ia melihat seorang gadis yang kelihatannya buru-buru seperti dirinya. Kebetulan gadis itu berjalan ke arahnya. Henry pun segera mendekatinya.
“Maaf, apa kau tahu ruangan 104 itu dimana?” tanya Henry dan gadis itu bersamaan. Untuk beberapa detik kemudian mereka berdua saling berpandangan dan diam terpaku, sampai tawa renyah pecah diantara keduanya.
“Hei! Apa yang sedang kalian berdua lakukan?” seru seseorang menghentikan tawa mereka. Sepertinya ia seorang dosen di universitas ini. “Kau.. Henry kan? Bukankah kau ikut kelasku? Kenapa sekarang kau masih ada disini?”
“Maaf, Pak. Saya terlambat, dan tadi saya mencari-cari ruangan kelas bapak, tetapi saya tidak menemukannya,” jawab Henry sopan.
“Ya sudahlah! Karena ini hari pertamamu, akan kumaafkan. Tapi ingat, tidak ada yang kedua kalinya,” kata dosen itu lalu berjalan meninggalkan mereka.
Henry mencibir begitu dosen galak itu memunggungi mereka. Ia lalu menoleh ke arah gadis yang dari tadi melongo saja di sebelahnya. Henry pun memberi isyarat pada gadis itu untuk mengikutinya. Atau lebih tepatnya mengikuti dosen galak tadi menuju kelasnya.
“Henry,” ucap Henry pelan sambil mengulurkan tangannya. Gadis di depannya sempat tertegun sebentar, tetapi tak lama kemudian ia pun menyambut uluran tangan Henry.
“Seungri,” ucap gadis itu dengan senyum manis mengembang di wajahnya.
Author POV end
No comments:
Post a Comment