Thursday, February 24, 2011

FF#4\ Harmonic Chords Love, Ep. 2

               FF#4\ Harmonic Chords Love, Ep. 2
Cast :     Jung Seung Ri a.k.a. Seungri
               Lee Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
               Henry Lau a.k.a. Henry

Author POV
Seungri menghempaskan tubuhnya di kursi taman. Rasanya lelah sekali. Sejenak ia diam tak bergerak sambil menghirup udara segar di taman itu. Ia lalu menggeliat melemaskan otot-ototnya yang kaku. Baru 2 minggu ia memasuki kehidupan perkuliahannya, tapi ia sudah kelelahan seperti ini. Rasanya jauh sekali dari kehidupan SMA-nya dulu.
“Babo Seungri! Mengapa kau terus mengeluh? Masih banyak hal-hal menyenangkan bukan?” gumam Seungri sambil menepuk kedua pipinya. Ia lalu mengambil bungkusan makanan yang tergeletak di sampingnya dan mulai membukanya. Cheese burger dan sekantong French fries yang masih hangat cukup untuk mengganjal perutnya yang sedari tadi berbunyi. Ia pun mulai makan.
Hmmm, cheese burger dan French fries? Aku jadi ingat sesuatu, pikir Seungri sambil tersenyum. Pikirannya melayang saat hari pertamanya masuk kuliah.
Seungri flashback…
Sore itu Seungri sedang duduk di kursi taman sendirian. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan karena sedari tadi berlari terus, menghindari para fans Henry. Di akhir musim gugur yang dingin ini, jarang sekali ada orang yang mau duduk berlama-lama di luar ruangan. Jadilah tempat ini cocok sekali untuk tempat persembunyiannya.
Lagipula, sebenarnya ada apa dengan para mahasiswi itu sih? pikir Seungri bingung. Kenapa mereka begitu mengagumi Henry? Memangnya, dia siapa sih?
“UWA!”
“Kyaaaaaaa!” jerit Seungri kaget. Astaga, siapa sih yang mengagetkanku? “Henry?”
“Halo, noona! Sedang apa kau sendirian disini?” serunya bersemangat.
“Melarikan diri dari fansmu..” gumam Seungri kesal.
“Eh? Noona bilang apa?” tanyanya saat ia ikut duduk di sebelah Seungri.
“Ah, aku tidak bilang apa-apa,” ucap Seungri dengan senyum dipaksakan. “Ngomong-ngomong, kenapa kau mnemanggilku noona? Kita kan seumuran?”
Henry tertawa mendengar ini. Pipinya yang chubby memerah, entah karena ia terlalu bersemangat atau karena ia kedinginan. Atau malah keduanya. Tapi yang jelas, saat ini dia semakin imut saja dimata Seungri.
“Karena noona lebih tua setahun dariku,” jawabnya sambil menyandarkan punggungnya. “Atau lebih tepatnya, aku yang lebih muda setahun dari noona.”
“Maksudmu?” kata Seungri benar-benar tidak mengerti.
“Aku masuk program akselerasi saat SMA, jadinya sekarang aku bisa kuliah lebih cepat dari teman-teman seumurku. Makanya kau pasti noonaku kan?” jelas Henry.
“Oooh,” gumam Seungri mengerti. “Aku mengerti. Tapi Henry-ssi,  bisakah kau tidak usah memanggilku noona?” pinta Seungri.
“Kenapa? Kau tidak ingin kelihatan tua ya?” tebak Henry. Muka Seungri langsung memerah mendengar ucapan Henry. Melihat ini, tawa Henry pun meledak. Membuat Seungri malu sekali.
“Dasar dongsaeng jahat! Aku tidak mau menjadi noonamu,” gerutu Seungri pura-pura marah demi menutupi rasa malunya.
“Heeei, maafkan aku noona. Aku kan hanya bercanda,” ucap Henry cemas. Tawanya langsung hilang. Hah! Jadi ia benar-benar percaya kalau aku marah? Polos banget sih? pikir Seungri berusaha menahan tawa.
“Ah! Aku punya sesuatu untukmu,” ucap Henry kemudian. Ia buka ransel besarnya dan mengeluarkan dua bungkusan kecil dan memberikan salah satunya pada Seungri.
“Apa ini?” tanya Seungri bingung.
“Makanan. Kau belum makan kan? Makanlah,” ucapnya sambil membuka bungkusan di tangannya dan mulai makan. Seungri pun mengikutinya.
“Wow! Cheese burger!” seru Seungri dengan mata berkilat-kilat gembira. “Ada french friesnya pula! Henry, gomawo!”
“Kau suka?” tanya Henry dengan tatapan heran. Seungri mengangguk. Ia tidak bisa bicara karena mulutnya sedang penuh dengan burger.
“Suka sekali,” katanya kemudian.
Present time…
Setelah itu, Henry dan Seungri mengobrol lama sekali. Selalu saja ada bahan yang mereka bicarakan. Dan dari situ Seungri mulai tahu banyak hal baru mengenai temannya ini.
Ternyata bakat musik Henry sudah terlihat sejak kecil. Saat masih di sekolah dasar, ia sudah sering menjuarai lomba-lomba musik di daerahnya. Dan saat di tingkat SMP ia mulai menembus tingkat nasional, dan bahkan internasional. Karena bakatnya yang luar biasa itulah ia mengikuti program akselerasi dan lulus dengan nilai terbaik.
Hal ini tidak aneh jika dilihat dari darah seni yang mengalir dalam dirinya. Ayahnya seorang musisi ternama yang sudah sering menciptakan lagu untuk para penyanyi terkenal. Ibunya pemain musik handal yang bisa memainkan berbagai macam alat musik. Pantas saja, Henry bisa sejenius ini. Hari itu Seungri sempat mendengar permainan biola Henry, dan dia benar-benar terpukau.

“No one ever sees, no one feels the pain
Tears drop in the rain

I wish upon a star, I wonder where you are
I wish you're coming back to me again
And everything's the same, like it used to be”

            “Eh?” gumam Seungri kaget. “Suara siapa itu?” gumamnya lagi.

Author POV end

Ep 3

No comments: