FF#2\ Life, Love, and Friendship in Seoul
Cast : Han Eun Jung a.k.a. Eunjung
Lee Tae Min a.k.a. Taemin
Kim Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
Kim Ki Bum a.k.a. Key
Lee Jin Ki a.k.a. Onew
Choi Min Ho a.k.a. Minho
Present time …
“Eunjung!” seru Shinmi gusar.
“Ne! Wae?” sahutku kaget.
“Kenapa kau melamun? Aku kan sedang berbicara denganmu!” seru Shinim kesal.
“Oh, ne. Mian, Shinmi,” ucapku kemudian, “Memangnya tadi kau bicara apa?”
“Aish, kau ini… “ gumam Shinmi gusar. “Aku tadi bertanya…” Shinmi berhenti sebentar untuk menarik nafas. Aku punya perasaan tidak enak mengenai ini. “BAGAIMANA BISA KAU BERSAMA PARA MEMBER SHINEE?! Lengkap pula?! Tidak tahukah kau betapa irinya murid-murid yang lainnya padamu?”
Tuh, kan. Apa kataku, Shinmi pasti ngamuk-ngamuk. Duh, gimana ngomongnya ya?
TING, TONG! TING, TONG!
“Eh, sudah bel!” seruku melihat ada kesempatan untuk menghindari Shinmi. “Aku ke kelas dulu ya!” ucapku sambil melambaikan tangan padanya.
“Eeee? Eunjung, tunggu dulu! Kau tidak bisa pergi begitu saja!” seru Shinmi kesal.
Eunjung POV end
Author POV
“Kau masih tidak mau menceritakannya?” desak Shinmi tidak putus asa.
“Mau cerita apa lagi? Aku sudah menceritakan semuanya padamu,” ujar Eunjung datar. Apa Shinmi tidak bosan terus menanyainya dengan pertanyaan yang sama? Ia saja sudah bosan mendengarnya.
“Tapi…” ucap Shinmi tak puas, “masa’ kau tidak melakukan apapun setelah itu?”
Eunjung hampir tersedak minumannya karena mendengar pertanyaan konyol Shinmi. “Memangnya harusnya aku melakukan apa?”
“Apa saja,” jawab Shinmi cepat, “misalnya, berfoto dengan mereka, minta tanda tangan mereka, memeluk mereka, atau… apapun lah! Aku heran padamu, kenapa kau bisa setenang ini? Kalau aku jadi kau, aku pasti~”
“Sayangnya aku bukan kau, Shinmi,” sela Eunjung cepat. “Sudahlah, jangan bicarakan hal ini lagi. Aku bosan tahu.” Shinmi cemberut disela begitu. Tetapi walau bagaimanapun, ia diam mengikuti Eunjung.
“Oh, ya. Kau ikut field trip nanti, kan?” tanya Shinmi.
Dahi Eunjung berkerut. “Field trip apa?”
Kali ini giliran Shinmi yang bingung. “Kau tidak tahu?” tanyanya heran.
“Kalau aku tahu juga aku tidak akan bertanya padamu!” seru Eunjung kesal. “Sudahlah, cepat ceritakan. Memangnya sekolah kita akan mengadakan field trip? Kemana? Kapan? Dalam rangka apa? Kok tiba-tiba?”
“Aish, kau ini… bertanyalah satu-satu!” gerutu Shinmi. “Dengarkan…”
Author POV end
Eunjung POV
Bruk!
Kusandarkan tubuhku begitu saja di pagar pembatas hingga menimbulkan bunyi benturan yang cukup keras. Meskipun pagar besi itu sangat keras dan lumayan panas, karena siang tadi matahari bersinar lumayan terik, aku tidak merasa sakit sama sekali. Mungkin karena sekarang aku sedang sangat kesal.
“Oh, ya. Kau ikut field trip nanti, kan?”
“Kau tidak tahu?”
Aku memejamkan mataku sejenak. Hhhhh, kenapa aku terus kepikiran hal itu? Bukankah aku sudah berjanji tidak akan memikirkannya lagi?
Pada awalnya, aku sama bersemangatnya seperti Shinmi mendengar kabar tentang field trip ini, tapi begitu aku ingat keuanganku yang sedang terpuruk, semangat itu langsung hilang tak berbekas. Apalagi beasiswaku ada kemungkinan akan dicabut, jadi aku tidak bisa memikirkan hal lain selain belajar.
“Aish! Aku juga ingin ikut! Siapa pula yang tidak ingin ikut field trip itu?!” seru Eunjung marah-marah sendiri. “Eommaaaaa,, eottokae?”
“Ung~~~” terdengar suara orang menggeliat, persis seperti orang baru bangun tidur.
“Siapa itu?” ucap Eunjung cepat. Ia memandangi sekelilingnya yang dari tadi sepi sekali. Hmmm, tidak ada siapa-siapa. Tapi tadi apa yang kudengar?
“…berisik sekali, … mengganggu tidur siangku saja, …”
“Siapa itu?” ucap Eunjung lagi. Kini ia benar-benar takut. Ia yakin sekali tidak salah dengar, tapi tidak ada siapa-siapa. Tunggu, apa itu?
“Mwo?! Oppa?” pekik Eunjung kaget. “kenapa oppa ada disini?”
“Aish… berisik sekali,” gumam Onew sambil menahan kuap. “Tak bisakah kau berhenti berteriak? Aku jadi tidak bisa tidur tahu,” ucapnya sambil berjalan malas ke arah Eunjung. “Aku dari tadi sudah berada disini, kau saja yang tidak menyadarinya.”
“Oppa dari tadi tidur disitu?” ucap Eunjung kaget. “Tapi,untuk apa?”
“Untuk mengistirahatkan tubuhku tentu saja! Memangnya apa lagi?” ucap Onew agak kasar. Moodnya sedang benar-benar buruk sekarang, jadi ia malas beratamah-tamah.
“Bukan, maksudku.. kenapa Oppa tidur disini? Kenapa tidak di rumahmu? Ah, salah.. kenapa tidak di dorm kalian saja?” ralatku.
“Justru aku kesini karena malas berada di dorm,” jawabnya sambil mengucek-ngucek matanya. Kelihatannya ia masih setengah sadar. Kelihatannya ia ngantuk sekali.
“Memangnya disana kenapa?” tanyaku penasaran. Wah, kabar baru nih! Bahkan Shinmi yang paling update pun belum tahu hal ini. Apa yang akan ia lakukan ya, seandainya tahu aku ngobrol berdua dengan Onew oppa?
“Itu.. Kibum dan Minho, mereka membuat perayaan kedewasaan mereka,” jawab Onew dengan wajah masam. Kelihatan sekali kalau ia kesal. “Padahal sudah lewat seminggu, tapi karena jadwal kami yang sibuk jadi baru bisa dirayakan akhir-akhir ini. Hhhh, kupikir mereka sudah lupa, ternyata tidak. Jadilah dorm kami berisik dan berantakan. Mana bisa aku beristirahat dengan tenang?”
“Tapi, kenapa harus di sekolahku? Kenapa tidak di rumahmu saja? Pasti jauh lebih nyaman,” ujarku.
“Memang sih..,” gumamnya. “Tapi lokasinya terlalu jauh, padahal aku harus tetap berada di Seoul. Hhhh, andai rumahku dekat…”
“Hahahahaha, sepertinya aku bisa sedikit mengerti perasaanmu, oppa,” ucapku sambil tersenyum. “Rumahku juga sangat jauh dari Seoul, jadi aku terpaksa tinggal sendiri disini.”
“Kau tinggal sendiri?” tanya Onew kaget. Ia sampai membelalakkan matanya saat menatapku. Aku langsung menahan tawa saat melihat ekspresi polosnya yang lucu itu.
“Iya, memangnya kenapa?”
“Tapi kau ‘kan masih sekolah? Bagaimana dengan sekolahmu? Maksudku, kau bekerja?”
Aku benar-benar tertawa sekarang. “Astaga, oppa! Aku memang tinggal sendiri di Seoul, tapi bukan berarti aku sudah tidak punya orang tua. Orang tuaku tinggal di kampong halamanku, mengurus adik-adikku. Mereka masih mengirim uang tiap bulan padaku, kok!”
“Ohh,, kukira kau benar-benar sendirian,” gumam Onew malu. Ia lalu terdiam lama. Sangat lama malah, hingga kukira dia ketiduran.
Dan ternyata, ia memang tertidur. Dalam gerakan yang sangat lambat, Onew menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku sampai tersentak kaget karenanya. Aku harus menahan diriku untuk tidak bergerak terlalu banyak, atau Onew bisa jatuh. Aku pun menoleh ke arahnya dengan susah payah. Kulihat seorang namja polos dengan damainya sedang tertidur. Aku jadi tidak tega membangunkannya.
Kutarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ya sudahlah, biarkan saja di beristirahat sebentar.
Eunjung POV end
Eunjung POV end
No comments:
Post a Comment