FF#4/ Harmonic Chords Love
Cast : Jung Seung Ri a.k.a. Seungri
Lee Jong Hyun a.k.a. Jonghyun
Henry Lau a.k.a. Henry
Seungri POV
“Noona~!” panggil Henry keras sekali. Astaga, si Henry ini benar-benar deh! Kampus sedang ramai-ramainya begini, tapi dia malah teriak-teriak seperti anak SD. Aku langsung menghentikan langkahku dan menundukkan wajahku, tak sanggup memandang wajah teman-temanku. Walaupun sudah hampir 1 bulan aku kuliah disini, para mahasiswi itu tetap saja belum bisa membiarkanku tanpa tatapan sinis dari mereka. Terutama jika Henry berada di dekatku.
Dan hampir setiap saat Henry berada di dekatku.
Mau bagaimana lagi? Jurusan kami sama, sama-sama jurusan seni. Program studi kami pun sama, jadi kami pun sering sekelas. Dan karena sifat Henry yang agak kekanakan, membuatku yang anak tunggal ini merasa nyaman di dekatnya. Mungkin Henry pun merasa demikian.
“Hei!” panggil Henry sambil menepuk bahuku keras begitu tiba di sampingku. “Kenapa melamun, noona?”
“Aw!” pekikku sambil mengusap-usap bahuku. Lumayan sakit juga.
“Ah! Mianhae,” ucap Henry cepat menyadari aku kesakitan.
“Gwaenchana,” kataku. “Ada apa sih? Kenapa kau semangat sekali?”
“Noona belum tahu? Kampus kita akan mengadakan konser amal, dan semua mahasiswa dari jurusan kita boleh menampilkan apapun untuk itu. Yaaahh, dengan izin ketua umumnya tentu saja,” ujarnya. “Bagaimana? Noona tertarik? Ayo, kita tampilkan sesuatu noona!” ajak Henry bersemangat.
“Mwo? Kita berdua?” seruku kaget. Si Henry ini benar-benar penuh kejutan.
“Iya, memangnya kenapa? Noona tidak ingin bernyanyi denganku?” tanyanya kecewa.
“Bukan begitu,” jawabku cepat. “Hanya saja…”
“Hanya saja?” pancing Henry.
“…” aku terdiam, bingung mau menjawab apa. Aku takut kalau aku bernyanyi bersama Henry di konser itu, pasti teman-temanku akan tambah membenciku. Lagipula aku tidak terlalu percaya diri dengan suaraku. Ini penampilan pertamaku di depan umum, jadinya aku agak ragu. Waktu jaman SMP atau SMA sih, aku sering bernyanyi di depan kelas. Tapi ini beda. Penontonnya benar-benar dari masayarakat umum.
“Kenapa? Noona tidak mau ya?” tanya Henry kecewa. Wajahnya langsung berubah 180 derajat dari sebelumnya. Aku jadi tidak tega melihatnya.
“Tidak kok!” kataku sambil menepuk pelan punggungnya, berusaha mengembalikan semangatnya. “Aku hanya belum yakin dengan diriku untuk tampil di depan umum seperti itu,” jelasku. Yaah, tidak sepenuhnya bohong juga sih.
“Tidak yakin bagaimana? Suara noona bagus, kok!” sahut Henry.
Dahiku berkerut. “Tahu dari mana kau suaraku bagus? Memangnya kau sudah mendengarku menyanyi?”
Seketika itu juga wajahya merona. “Noona jangan marah ya? Sebenarnya aku sudah pernah mendengar noona bernyanyi, hanya saja noona tidak menyadarinya,” ujarnya dengan malu-malu.
“Hah? Kapan?” tanyaku peasaran.
“Itu…” gumam Henry.
Henry’s flashback…
hehehe, mian ya, motongnya nanggung gini,^^
abis, lagi kering ide nih! baca kelanjutannya, ya? gomawo
No comments:
Post a Comment